A.
PENGERTIAN
Ada beberapa pengertian
eksposisi, yaitu :
a)
Eksposisi adalah salah satu jenis
pengembangan paragraf
dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan
tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang
singkat, akurat, dan padat.
b)
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan,
menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa
disertai ajakan agar pembaca menerima atau mengikutinya.
c)
Paragraf Eksposisi merupakan karangan yang bertujuan
untuk menginformasikan tentang sesuatu sehingga memperluas pengetahuan pembaca.
Karangan eksposisi bersifat ilmiah/nonfiksi. Sumber karangan ini dapat diperoleh
dari hasil pengamatan, penelitian atau pengalaman.
B.
CIRI-CIRI
PRAGRAF EKSPOSISI
Paragraf Eksposisi tidak selalu terbagi atas bagian-bagian yang disebut
pembukaan, pengembangan, dan penutup. Hal ini sangat tergantung dari sifat
karangan dan tujuan yang hendak dicapai. Beberapa ciri-ciri paragraph eksposisi
:
a) Memaparkan
definisi (pengertian).
b) Memaparkan
langkah-langkah, metode, atau cara melaksanakan suatu kegiatan.
c) Dari
awal sampai akhir berupa pemaparan.
d) Bersifat
tidak mempengaruhi.
e) Disertai
bukti, data, contoh, gambar.
f) Pembaca
memperoleh informasi sejelas-jelasnya.
g) Penutup
menegaskan kembali.
h) Bahasa
bermakna denotasi/sebenarnya.
i)
Fakta dipakai sebagai alat kontribusi
C.
POLA PENGEMBANGAN
PARAGRAF EKSPOSISI
Langkah
menyusun paragraf eksposisi:
a)
Menentukan topik/tema.
b)
Menetapkan tujuan.
c)
Mengumpulkan data dari berbagai sumber.
d) Menyusun
kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih.
e)
Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.
Paragraf
eksposisi dapat dikembangkan dengan berbagai macam pola pengembangan,
diantaranya:
a) Pola
pengembangan proses
Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan untuk menciptakan
sesuatu dari suatu peristiwa. Pada pola pengembangan proses penulis menjelaskan
tiap urutan secara detail sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses itu
dengan jelas. Misalnya, bagaimana sebuah mesin bekerja? Bagaimana cara
membuat brem? Jawaban atas pertanyaan tersebut mengacu pada suatu proses.
Kata penghubung yang biasa digunakan pada pola pengembangan proses adalah
mula-mula, lalu, kemudian, setelah itu, dan sebagainya.
Contoh: Pohon
anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk pembuatan minuman, daunnya pun
dapat digunakan sebagai bahan untuk pembersih wajah. Caranya, ambillah daun
anggur secukupnya. Lalu, tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu
dengan air secukupnya dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut
kita dinginkan dan setelah dingin baru kita gunakan untuk membersihkan wajah.
Insya Allah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih dan berseri-seri.
b) Pola
pengembangan definisi
Pada pola pengembangan definisi ini paragraf dikembangkan
dengan memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal. Di
sini kita tidak menghadapi hanya suatu kalimat, tetapi suatu rangkaian kalimat
untuk menjelaskan suatu hal.
Contoh: Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara
memasukkan oksigen murni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui
darah. Ozone therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan,
baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah
penyakit.
c) Pola
pengembangan contoh/ilustrasi
Sebuah
gagasan yang terlalu umum memerlukan ilustrasi/contoh yang konkret. Dalam
eksposisi, contoh-contoh tersebut tidak berfungsi untuk membuktikan suatu
pendapat, tetapi contoh-contoh tersebut dipakai untuk menjelaskan dan
menegaskan ide, gagasan, dan maksud penulis. Dalam hal ini pengalaman pribadi
merupakan bahan ilustrasi/contoh yang paling efektif dalam menjelaskan
gagasan-gagasan umum tersebut.
Kata penghubung yang biasa digunakan pada pola
pengembangan contoh/ilustrasi adalah misalnya, seperti, contoh,
dan sebagainya.
Contoh: Sebenarnya, kondisi ekonomi kita sudah
relatif membaik. Indikatornya dapat dilihat dari berbagai aspek. Misalnya, dalam
bidang otomotif. Setiap hari kita temukan aneka kendaraan melintas di jalan
raya. Sepeda motor baru, mobil pun baru. Ini menandakan bahwa taraf hidup
masyarakat mulai membaik. Indikator lain seperti daya beli masyarakat akan
kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Dalam bidang papan, misalnya, banyak
warga masyarakat yang membangun tempat tinggal yang permanen.
d)
Pola
pengembangan perbandingan
Pola
pengembangan paragraf yang dikembangkan dengan menggunakan dua sudut pandang
perbandingan secara berpasangan, misalnya unsur kesamaan dan perbedaan,
keuntungan dan kerugian, kelebihan dan kekurangan. Kalimat utama dalam paragraf
perbandingan menyatakan dua hal yang akan dibandingkan. Maksud dari
perbandingan itu antara lain untuk menjelaskan pada suatu penilaian yang
relatif mengenai kedua hal yang dibandingkan itu.
Kata
penghubung yang biasa digunakan pada pola pengembangan perbandingan adalah dibandingkan
dengan, jika dibandingkan dengan, daripada, dan sebagainya.
Contoh: Tema
lagu anak-anak zaman dulu lebih bervariasi dan mengandung pesan-pesan
pendidikan yang bermanfaat bagi perkembangan mental-psikologis anak jika
dibandingkan dengan lagu anak-anak masa kini. Anak-anak zaman dulu telah
belajar tentang kebesaran Tuhan (Pelangi), alam sekitar (Lihat Kebunku), kasih
sayang (Oh, Ibu dan Ayah), transportasi (Tamasya), dan pendidikan (Lihatlah
Kawan) melalui lagu-lagu tersebut. Lagu tersebut mampu mendatangkan kegembiraan
juga memperluas wawasan pengetahuan anak-anak. Dibandingkan dengan lagu-lagu
lama, lagu anak-anak zaman sekarang kurang memiliki variasi tema. Lagu-lagu
tersebut kurang memperhatikan nilai yang ingin ditanamkan pada diri anak dan
lebih memperhatikan kebutuhan pasar. Jadi, temanya bersifat temporer karena
mengikuti perubahan selera pasar. Unsur kesamaan yang masih ditemukan dalam
kedua kelompok lagu ini ialah para pencipta lagu masih berusaha menciptakan
irama yang gembira dan ritme yang sederhana, seperti kehidupan anak-anak itu
sendiri.
e) Pola
pengembangan pertentangan/kontras
Berbeda
dengan pola perbandingan, pola pertentangan hanya mempertentangkan atau
menyatakan perbedaan dari dua hal yang dibandingkan. Kalimat utama menjelaskan
inti perbedaan yang dilihat dari sudut pandang tertentu, misalnya fungsi, ciri,
ukuran fisik, dan sebagainya.
Kata penghubung
yang biasa digunakan pada pola pengembangan pertentangan/kontras adalah berbeda,
berbeda dengan, akan tetapi, tetapi, namun, padahal, sebaliknya, dan
sebagainya.
Contoh: Tugas
seorang konduktor pada pergelaran orkestra di negara-negara barat berbeda
dengan kebanyakan konduktor pergelaran orkestra di Indonesia. Konduktor
pergelaran orkestra di negara barat bertanggung jawab penuh pada kualitas musik
orkestra yang ditampilkan. Syarat utama menjadi konduktor tentu secara musikal
harus memiliki wawasan yang luas dan mendalam, baik secara teoretis maupun
praktis. Berbeda dengan konduktor negara barat, menurut penuturan Widya
Kristanti, seperti halnya dirinya, di Indonesia konduktor untuk orkestra,
khusunya yang bersifat populer, umumnya tidak mempunyai latar belakang
akademis. Bahkan lebih dari itu, kebanyakan konduktor tersebut masih bekerja
rangkap sebagai music director (pimpinan pergelaran musik) dan masih terkait
dengan masalah-masalah prapoduksi dan produksi pergelaran musik itu sendiri).
f) Pola pengembangan analogi
Pola analogi
merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda tetapi dengan
memperlihatkan kesamaan segi atau fungsi dari kedua hal yang dibandingkan tadi.
Jika dalam pola perbandingan berusaha menunjukkan kesamaan antara dua hal dalam
kelas yang sama, tetapi dalam pola analogi menunjukkan kesamaan antara dua hal
yang berlainan kelas.
Kata
penghubung yang digunakan dalam pola pengembangan analogi sama dengan pada pola
pengembangan perbandingan.
Contoh: Struktur suatu karangan atau buku pada
hakikatnya mirip atau sama dengan suatu pohon. Bila pohon dapat diuraikan
menjadi batang, dahan, ranting, dan daun, maka karangan atau buku dapat
diuraikan menjadi tubuh karangan, bab, sub-bab, dan paragraf. Tubuh karangan
sebanding dengan batang, bab sebanding dengan dahan, sub-bab sebanding dengan
ranting, dan paragraf sebanding dengan daun.
g) Pola pengembangan umum-khusus atau
khusus-umum
Pola
pengembangan umum-khusus berarti memaparkan suatu permasalahan bertolak dari
suatu pernyataan yang bersifat umum kemudian berangsur-angsur menyempit ke
hal-hal yang bersifat khusus. Hal atau pernyataan yang bersifat umum
berkedudukan sebagai pokok informasi (pikiran utama), sedangkan hal yang
bersifat khusus berkedudukan sebagai informasi tambahan (pikiran penjelas).
Apabila pola ini dibalik, yaitu memaparkan hal-hal yang bersifat khusus
kemudian memuncak pada hal yang bersifat umum, pola pengembangannya bergeser
menjadi khusus-umum.
Contoh: Sifat
konflik di negeri ini sudah mulai bergeser dari vertikal ke horizontal. Semula
konflik vertikal, yaitu konflik antara rakyat setempat dan pemerintah pusat,
hanya terjadi di daerah-daerah tertentu yang secara historis memang memiliki
potensi konflik seperti Aceh dan Papua. Kini konfliknya berubah sifat menjadi
horizontal, yaitu antara sesama warga masyarakat. Konflik horizontal ini
umumnya dipicu oleh suatu isu tertentu yang entah dihembuskan oleh siapa,
kemudian isu tersebut direspon positif oleh warga masyarakat. Terjadilah pro
dan kontra di kalangan warga. Kondisi seperti ini dimanfaatkan dengan sangat
baik oleh mereka yang kita kenal sebagai provokator.
h) Pola pengembangan klasifikasi
Klasifikasi
adalah sebuah proses untuk mengelompokkan hal-hal atau sesuatu yang dianggap
memiliki kesamaan tertentu. Paragraf eksposisi klasifikasi dikembangkan
berdasarkan suatu kategori umum kemudian diikuti dengan penjelasan anggotanya.
Pola pengembangan klasifikasi pada dasarnya hanya menyebutkan sejumlah kategori
menurut sudut pandang tertentu.
Contoh: Pemerintah
akan memberikan bantuan pembangunan rumah atau bangunan kepada korban gempa.
Bantuan pembangunan rumah tersebut disesuaikan dengan tingkat kerusakannya.
Warga yang rumahnya rusak ringan mendapat bantuan sekitar 10 juta. Warga yang
rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya
rusak berat mendapat bantuan sekitar 30 juta. Calon penerima bantuan tersebut
ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawasan dari pihak LSM.
i) Pola pengembangan sebab-akibat
Pengembangan paragraf
eksposisi dapat pula dinyatakan dengan mempergunakan sebab-akibat. Dalam hal
ini, sebab bisa bertindak sebagai gagasan
utama, sedangkan akibat sebagai perincian
pengembangannya. Atau sebaliknya, akibat
sebagai gagasan utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu
dikemukakan sejumlah sebab sebagai
perinciannya.
Kata
penghubung yang biasa digunakan pada pola pengembangan sebab-akibat adalah sebab,
akibatnya, sehingga, maka, dan
sebagainya
Contoh: Pada tahun 2002, produksi padi turun 3,85
persen. Akibatnya, impor beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 juta ton
pada tahun 2003. Sesudah swasembada pangan tercapai pada tahun 1984, pada tahun
1985, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton pada
tahun 1993. Akan tetapi, pada tahun 1994, neraca perdagangan beras kita tekor
400 ribu ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada tahun 2002 mencapai 2,5
juta ton.
Komentar
Posting Komentar