Eksperience
atau pengalaman yang pernah saya alami salah satunya adalah pentingnya
menghargai perasaan atau suatu hal yang dialami oleh seseorang yang patut kita
ketahui dan kita mengerti. Dan semua itu berawal ketika saya merasakan sakit
hati dengan adanya sebuah penghianatan dalam sebuah hubungan (pacaran). Semua
itu terjadi saat hubungan kami mulai mengalami berbagai masalah yang dipicu
dengan banyaknya orang yang tidak menyukai hubungan kami (pacaran) antara saya
dan dia.
Awalnya
hubungan kami berjalan dengan lancar dan saling menjaga kepercayaan satu sama
lain. Kami selalu berkomitmen untuk terus menjaga hubungan ini agar tetap baik
sampai kapanpun. Tetapi ketika saya akan menjalani ujian nasional (UN), disaat
itulah saya berpikir untuk segera menyelesaikan semua masalah agar saat UN
nanti tidak ada masalah-masalah yang membuat saya menjadi tidak fokus dengan
UN. Saat akan pulang sekolah saya berencana untuk bertemu dengan dia, kebetulan
sekali waktu itu pemikiran kami sama yaitu sama-sama ingin bertemu. Setelah
disepakati bertemu di tempat biasa kami bersama dan disaat itulah masalah baru
muncul. Perasaan senang yang awalnya saya rasakan karena ingin menyelesaikan
semua masalah ternyata semuanya menjadi suatu hal yang sangat menyakitkan bagi
saya. Sesampai di tempat itu ada seorang cewek dengan wajah penuh rona
kebahagiaan. Dengan ragu dan rasa bersalah dia mengatakan untuk memutuskan
hubungan kami dan akan bertunangan dengan cewek yang ada disampingnya. Spontan
dengan penjelasan itu membuat saya marah dan benar-benar kehilangan kendali.
Marah yang saya rasakan saat itu makin tidak bisa terkendali dengan mengetahui
kalau cewek itu dulu pernah menjalin hubungan bersamanya.
Semua
kata-kata kasar saya keluarkan sembari untuk sedikit mengurangi rasa kecewa
dalam diri saya. Semenjak saat itu sampai saya akan menjalani UN pikiran saya
menjadi kacau dan tidak fokus. Saya sering menangis dan selalu berkata
"kenapa harus seperti ini". Ketika hari pertama UN saya berharap dia
akan memberi semangat kepada saya setidaknya melalui SMS, tetapi semua itu
hanya harapan sia-sia saja. Singkat cerita UN telah berlalu dan setelah UN saya
sudah mulai merasakan ketenangan dan mulai mengikhlaskan semuanya. Tak terduga
HP berbunyi tanda adanya SMS. SMS itu menjelaskan bahwa dia tidak jadi
melangsungkan pertunangannya dengan alasan dia menyesal dengan apa yang telah
diperbuat serta keputusan untuk bertunangan adalah keputusan yang salah dan
memohon agar saya bisa kembali lagi dengannya. Dengan perasaan cukup senang
mengetahui hal itu saya ingin sekali kembali dengannya dan memulai semuanya
dari awal. Tetapi setelah saya pertimbangkan keputusan saya kurang tepat.
Karena saya masih merasakan sakit dengan kejadian tempo lalu. Akhirnya saya
memutuskan untuk sementara ini tidak menjalin hubungan dengan dia (pacaran).
Meskipun sampai saat ini dia tetap berusaha untuk terus ingin kembali bersama
saya, saya tetap teguh dengan keputusan saya. Saya hanya ingin dia bisa
menghargai keputusan saya dan berpikir dua kali untuk tidak menyakiti perasaan
orang lain.
Dan
saya ingin dia bisa memahami dan mengerti perasaan cewek. Memahami betapa
berharganya mengerti orang lain, dan dengan cara itu setidaknya akan membentuk
pribadinya menjadi lebih baik dan tidak sembarangan dalam melakukan suatu perbuatan
agar tidak menyakiti perasaan orang lain.
Semenjak
kejadian itu saya mulai berpikir untuk tidak sembarangan menjalin hubungan
dengan orang lain (hubungan pacaran). Karena dari semua pengalaman yang pernah
saya alami benar-benar mengajarkan saya untuk menghargai, memahami, dan
menerima semuanya dengan hati ikhlas. Pada intinya adalah semua hal yang
mengajarkan betapa berharganya sebuah pengalaman hidup dan membentuk sebuah
komitmen yang patut dihargai.
KARENA BAGI SAYA
"PENGALAMAN ADALAH GURU TERBAIK" BAGI KEHIDUPAN
Komentar
Posting Komentar