Langsung ke konten utama

Analisis Jurnal Ilmiah “KEHIDUPAN BERAGAMA LANJUT USIA di SASANA TRESNA WERDHA BUDI MULIA JELAMBAR, JAKARTA”, Oleh Titik Suwariyati (Peneliti pada Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama)

A.    Latar Belakang dan Tujuan Penelitian
Jurnal yang dianalisis berjudul “Kehidupan Beragama Lanjut Usia di Sasana Tresna Werdha Budi Mulia Jelambar, Jakarta”, salah satu implikasi dari keberhasilan pembangunan kesehatan adalah meningkatnya usia harapan hidup. Jika pada tahun 1980 usia hidup masyarakat Indonesia adalah 52,2 tahun, maka pada tahun 1990 meningkat menjadi 59,8 tahun, pada tahun 2000 meningkat menjadi 64,5 tahun, dan pada tahun 2020 diperkirakan akan menjadi 71,1 tahun. Dengan meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia merupakan fenomena yang patut disyukuri karena pada umumnya bagi masyarakat Indonesia, orang tua dinilai mempunyai banyak pengalaman, bijak, dan arif serta selalu dimihon doanya oleh para anak, cucu, dan kerabatnya.
Namun disisi lain, permasalahan yang dihadapi para lansia ini akan semakin kompleks seiring dengan menurunnya kemampuan fisik, social, maupun kesehatannya. Menyadari akan keberadaan lansia yang harus tetap terjamin kesejahteraannya, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan antara lain UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Kemudian pada tahun 2005 dibentuk Komnas Lansia yang bertugas meningkatkan kesejahteraan sosial (Keppres 52 Tahun 2004). Disamping kesejahteraan fisik maupun sosialnya, tidak bisa diabaikan adalah kesejahteraan rohaninya dalam arti kebutuhan keagamaannya harus diperhatikan pula.
 Kebanyakan para lansia sudah tidak berkumpul dengan keluarganya, atau sudah tidak mempunyai keluarga, bahkan ada yang tidak diperhatikan lagi oleh keluarganya. Sehingga para lansia ini harus tinggal di panti yang disebut Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW). Di DKI Jakarta ada PSTW Budi Mulia 1 Cipayung, PSTW Budi Mulia 2 Cengkareng, PSTW Budi Mulia 3 Ciracas, dan PSTW Budi Mulia 4 Margaguna. Di panti ini para lansia diberikan pelayanan pemenuhan kebutuhan fisik, bimbingan sosial, bimbingan fisik dan kesehatan, bimbingan psikososial, bimbingan mental-spiritual dan kerohanian, bimbingan keterampilan, dan bimbingan rekreasi dan hiburan.
Untuk menjelaskan kesejahteraan lansia dibidang keagamaan, pola-pola pembinaan kehidupan beragama lansia di panti sosial oleh pemerintah dan swasta, serta faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan kehidupan beragama lansia di panti sosial, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1.      Mengetahui implementasi peraturan perundang-undangan tentang kesejahteraan lansia di bidang keagamaan,
2.      Mengetahui pola-pola pembinaan kehidupan beragama lansia di panti sosial oleh pemerintah dan swasta,
3.      Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan kehidupan beragama lansia di panti sosial.
B.     Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan studi khasus dengan pendekatan kualitatif sehingga data terkumpul dengan menggunakan teknik wawancara, studi dokumen, dan observasi lapangan. Sasaran penelitian ini adalah di Sasana Tresna Werdha Budi Mulia berlokasi di Jelambar Jaya Li No. 10 Kec. Grogol Petamburan Jakarta Barat yang dikelola oleh pemerintah daerah DKI Jakarta sebagai Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
C.    Hasil dan Pembahasan
Hasil analisis dan pembahasan dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :
a.       Jumlah penghuni Panti Sasana Tresna Werdha Budi Mulia Jelembar adalah 80 orang yang berumur rata-rata 70 sampai 83 tahun,
b.      Jika dilihat dari agamanya, maka yang beragama Islam sebanyak 60 orang, Protestan 7 orang, dan Buddha 13 orang,
c.       Pembinaan rohani bagi penghuni panti dilakukan pada setiap hari Selasa dan Kamis jam 10.00 sampai 11.30. Bagi yang beragama Protestan setiap hari Minggu mengikuti kebaktian di gereja dijemput oleh pengurus gereja, sedangkan bagi yang beragama Buddha selama ini belum ada pembinaan keagamaannya,
d.      Belum nampak pola-pola pembinaan kehidupan beragama lansia di Panti Sasana Tresna Werdha Budi Mulia Jelambar selama ini, namun bagaimanapun kondisinya pembinaan kehidupan bagi para lansia berlangsung secara rutin dengan memaksimalnya kemampuan yang ada.

Critical Review
Penelitian dengan judul “Kehidupan Beragama Lanjut Usia di Sasana Tresna Werdha Budi Mulia Jelambar, Jakarta”, menggunakan metode kuantitatif sehingga perolehan hasil penelitian yang dihasilkan berupa hasil jumlah-jumlah dari lansia-lansia yang diwawancarai dengan metode pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Sementara itu, data yang disajikan kurang memadai untuk mendukung kesimpulan penelitian tersebut karena hanya berdasarkan jumlah angka dan tidak disertakan metode penelitian yang berdasarkan uji coba langsung (terjun lapangan). Penulis menyajikan hasil penelitian dengan jelas, singkat, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar (bahasa resmi) sehingga isi penelitian dapat ditelaah dengan baik. Judul yang disajikan penulis sudah sesuai dengan pokok permasalahan dalam penelitian. Penyelesaian masalah dan rekomendasi dari penelitian ini sudah menggambarkan secara jelas bagaimana pemecahan masalah yang harus dilakukan guna mensejahterakan kehidupan dan kebutuhan  keagamaan bagi para lansia-lansia tersebut.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARAKTERISTIK INOVASI

BAB II KARAKTERISTIK INOVASI 2.1 Pengertian Karakteristik Inovasi Secara etimologis, istilah karakteristik merupakan susunan dua kata yang terdiri dari kata karakteristik dan tafsir. Istilah karakteristik diambil dari Bahasa Inggris yakni  characteristic , yang artinya mengandung sifat khas. Ia mengungkapkan sifat-sifat yang khas dari sesuatu. Secara garis besar karakteristik itu adalah suatu sifat yang khas, yang melekat pada seseorang atau suatu objek. Secara umum, Karakteristik Inovasi Pendidikan dapat diartikan berdasarkan kata Karakteristik dan Inovasi Pendidikan. Karakteristik adalah ciri khas atau bentuk-bentuk watak atau karakter yang dimiliki oleh setiap individu, corak tingkah laku, tanda khusus. Inovasi pendidikan ialah suatu ide, barang, metode yang di rasakan atau di amati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi atau discovery yang di gunakan untuk mencapai tujuan pendidikan untuk memecahkan masalah pendid

ANALISIS PEMBELAJARAN

Pengertian Analisis Pembelajaran Secara etimologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Analisis memiliki arti sebagai tindakan penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Dalam makna lain analisa atau analisis dikatakan sebagai kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah kegiatan atau tindakan guna meneliti struktur kegiatan atau tindakan tersebut secara mendalam. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan sebagai suatu upaya merangkum sejumlah besar data  mentah yang berkaitan dengan pendidikan, untuk kemudian diolah menjadi informasi yang dapat dipelajari dan diterjemahkan dengan cara yang singkat dan penuh arti. Analisis pembelajaran adalah langkah awal yang perlu dilakukan sebelum melakukan pembelajaran. Langkah-langkah sistematis pembelajaran secara keseluruahan terdiri atas ; 1). Analisis kebutuhan pembelajaran, 2) Menentukan tujuan pembelajaran, 3). Memilih dan mengembangkan bahan ajar, 4). Memilih sumber belajar yang relvan, 5). Memili

Sistem Pendidikan di Italia

Italia menganut sistem pendidikan berupa sekolah publik yang cakupannya sangatlah luas dimana sistem pendidikan di negara ini sudah berlangsung sejak 1859, ketika Legge Casati (Casati UU) mengamanatkan pendidikan sebagai tanggung jawab bersama (Penyatuan Italia, terjadi di tahun 1861). Undang-undang yang dibuat Casati merupakan undang-undang yang mewajibkan pendidikan dasar dengan tujuan untuk mengurangi buta huruf yang ada di negeri Italia. Undang-undang ini memberikan kontrol pendidikan dasar ke satu kota, dari pendidikan menengah ke regioni (negara), dan perguruan tinggi yang dikelola oleh Negara. Bahkan dengan Undang-Undang Casati yang telah diberlakukan dengan mewajibkan siswa untuk mendapatkan pendidikan, tetap saja masih ada anak yang tidak dikirim sekolah oleh orangtuanya terutama di daerah pedesaan bagian Selatan Italia. Seiring berjalannya waktu, undang-undang yang mengatur tentang pendidikan terus dikaji hingga akhirnya Italia memiliki suatu sistem yang digunakan oleh s