Langsung ke konten utama

Keterkaitan Ajaran Agama Buddha terhadap Ilmu Pengetahuan Modern

Abstrak
Agama yang dapat bertahan di tengah kemajuan zaman adalah agama yang memiliki sifat fleksibel dan keterkaitan serta dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang semakin maju. Seiring dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan manusia sering terjadi kontradiksi antara ajaran agama dan ilmu pengetauan modern. Agama  Buddha sebagai suatu agama yang tergolong berusia tua memiliki tantangan yang cukup berat untuk bertahan di tengah kemajuan ilmu pengetahuan. Dalam artikel ini penyusun mencoba menguraikan pandangan agama Buddha mengenai berbagai teori pengetahuan modern, serta perbandinganya dengan ajaran agama samawi sehingga pembaca dapat membandingkan daya tahan agama Buddha dan agama samawi dalam menghadapi perkembangan dan kemajuan zaman yang terus berkembang.

Suatu agama dapat bertahan apabila memiliki sifat fleksibel atau keterkaitan yang mudah digunakan dalam menghadapi perkembangan zaman, agama, atau kepercayaan yang bersifat kaku terhadap perubahan-perubahan akan mengalami ketertinggalan dan dengan sendirinya akan ditinggalkan oleh pemeluk-pemelukanya yang memiliki cara pikir ilmiah. Banyak kepercayaan yang saat ini dianggap sudah tidak relevan dengan ilmu pengetahuan dan tata cara hidup masyarakat modern, sehingga pada akhirnya agama dan kepercayaan tersebut dilupakan dan menghilang seiring berjalannya waktu. Adapun agama dan kepercayaan yang menurun popularitasnya ditengah masyarakat modern antara lain kepercayaan asal Jawa Barat yang dikenal dengan nama “Sunda Wiwitan” atau “Jati Sunda”. Selain Jati Sunda kepercayaan asli suku Jawa yang dikenal sebagai kejawen sudah mulai tergeser popularitasnya dengan agama-agama seperti Islam, Kristen, Hindu, Katholik, dan Buddha.
Jika dinyatakan sebuah agama yang yang tidak fleksibel atau tidak mempunyai keterkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern akan hilang ditelan zaman, dan akan muncul pertanyaan dikalangan umat Buddha apakah agama Buddha cukup fleksibel dan mampu disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern tanpa merubah prinsip-prinsip utama ajaran Buddha? Untuk menjawab pertanyaan tersebut penulis akan menjabarkan beberapa teori pengetahuan modern yang kemudian dikorelasikan dengan ajaran Buddha dan ajaran agama Samawi, dengan demikian pembaca dapat membandingkan secara jelas perbedaan agama Buddha dan agama Samawi dalam menyikapi berbagai teori ilmu pengetahuan modern.

Alam Semesta
Pertama menyoroti persoalan galaksi dan tata surya, dimana agama Samawi menyatakan bahwa Tuhan hanya menciptakan satu bumi, satu matahari, dan satu bulan. Namun ilmu pengetahuan modern berhasil mengungkap fakta bahwa di alam semesta terdapat banyak gugus galaksi,  satu gugus galaksi terdiri atas banyak galaksi, dan masing-masing galaksi memiliki satu matahari beserta rangkaian planet yang mengelilinginya. Dengan demikian konsep agama Samawi tersebut terbantahkan oleh fakta yang diungkap ilmu pengetahuan modern. Lalu bagaimana konsep alam semesta dalam agama Buddha?
Dalam Digha Nikaya Abibhu Sutta Buddha menjelaskan kepada Y.A Bhikkhu Ananda, jangkauan suara seorang Paccekha Buddha mencapai 1000 x 1000 x 1000 tata surya (Tisahasi mahasahasi mahanika loka dathu) dimana satu loka dathu terdiri atas satu bumi, satu matahari, satu bulan, satu sineru. Sedangkan jangkauan suara seorang Sammasambuddha dapat melebihi itu. Berdasarkan sabda Buddha kepada Y.A Bhikkhu Ananda, dapat kita ambil kesimpulan dalam alam semesta ini terdapat 1000 x 1000 x 1000 tata surya atau satu milyar tata surya. Dengan demikian jika merujuk pada Digha Nikaya Abibhu Sutta, dalam agama Buddha diakui terdapat banyak tata surya dan banyak gugusan galaksi. Ini membuktikan bahwa ajaran agama Buddha tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan modern mengenai teori alam semesta.

Makhluk Luar Angkasa
Akhir-akhir ini terdapat kontroversi mengenai keberadaan makhluk luar angkasa, kontroversi ini dipicu oleh kenampakan Unidentification Flying Objeck (UFO) di berbagai belahan bumi. Selain itu diberbagai tempat terjadi fenomena kemunculan pola indah yang teratur dan simetris, pola-pola indah tersebut lebih dikenal dengan sebutan Crop Cyrcel yang muncul hanya dalam waktu satu malam. Pola tersebut disinyalir merupakan jejak UFO. Agama Samawi jelas menolak keberadaan makhluk luar angkasa karena dalam kitab agama Samawi tertulis bahwa Tuhan hanya menciptakan malaikat, iblis, dan manusia. Lalu bagaimana pandangan ajaran agama Buddha tentang keberadaan makhluk luar angkasa? Kembali merujuk kepada Abibhu Sutta yang terdapat dalam Digha Nikaya. Jika terdapat satu milyar tata surya berarti terdapat pula satu milyar bumi, dan tidak menutup kemungkinan setiap bumi tersebut memiliki kehidupan. Walaupun masih merupakan kontroversi, keberadaan makhluk luar angkasa tidak ditolak dalam pandangan agama Buddha. Karena dalam ajaran agama Buddha meyakini dan mempelajari tentang 31 alam kehidupan, dan itu termasuk kehidupan makhluk luar angkasa yang biasa disebut dengan UFO. Hal ini juga membuktikan bahwa ajaran agama Buddha tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan modern.

Teori Evolusi dan Keberagaman Suku Bangsa.
Selanjutnya mengenai teori evolusi yang dipopulerkan oleh Charles Darwin, agama Samawi secara tegas menolak teori evolusi karena dalam kitab agama Samawi tertulis bahwa manusia diciptakan paling sempurna diantara makhkuk-makhluk lain di dunia, jadi tidak mungkin manusia berasal dari bangsa primata sebagaimana yang dikemukakan Carles Darwin. Lalu bagaimana  pandangan agama Buddha menanggapi teori evolusi dan keberagaman suku bangsa di dunia yang memiliki perbedaan fisik cukup mencolok?. Merujuk pada sabda Buddha dalam Aganna Sutta, dijelaskan bahwa manusia berasal dari alam Abhasara, dan pada saat pertama kali berada di bumi manusia berbentuk cahaya. Manusia mulai menunjukan bentuk kasar ketika manusia memakan sari pati bumi, semakin serakahnya manusia memakan sari pati bumi maka rupa manusia yang serakah tersebut semakin buruk dan semakin jelas bentuk fisik mereka.  Perbedaan tingkat keserakahan manusia memungkinkan terjadinya perbedaan bentuk fisik antara manusia di dunia. Ketika dikatakan manusia berasal dari leluhur yang sama yakni Adam dan Hawa, apakah mungkin terjadi perbedaan bentuk fisik antar manusia di dunia? Mengapa orang Eropa berkulit putih, orang Asia berkulit kuning, dan orang Afrika berkulit hitam jika semua manusia berasal dari leluhur yang sama?.
Dalam pandangan agama Buddha bentuk awal manusia adalah cahaya dan kemudian baru berubah bentuk setelah makhluk bercahaya tersebut memiliki keserakahan, dengan demikian tidak tertutup kemungkinan adanya bentuk primata yang kemudian berevolusi menjadi manusia seperti sekarang. Oleh karena itu penelitian tentang evolusi yang mempelajari asal mula manusia atau asal mula leluhur manusia secara agama Buddha bisa dijelaskan secara rinci berdasarkan urutannya dan tidak bertentangan atau menolak penelitian evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin.

Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa agama Buddha memiliki sifat fleksibel dan mempunyai keterkaitan terhadap ilmu pengetahuan modern, sehingga ajaran agama Buddha dan ilmu pengetahuan modern dapat berjalan beriringan dalam menjawab tantangan dan kebutuhan zaman. Sebagaimana pernyataan Albert Enstein yang merupakan seorang ilmuan ternama  yaitu “Jika ada agama yang dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman, agama itu adalah agama Buddha”.

Saran
Setelah mengetahui betapa pentingnya memahami sifat fleksibel adanya keterkaitan suatu agama terhadap ilmu pengetahuan modern, maka agama dan ilmu pengetahuan modern dapat berjalan beriringan dalam menjawab tantangan dan kebutuhan zaman, penyusun menyarankan kepada pembaca sebagai praktisi atau partisipan dalam memahami suatu agama untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang semakin maju. Seiring dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan manusia sering terjadi kontradiksi antara ajaran agama dan ilmu pengetauan modern. Agama  Buddha sebagai suatu agama yang tergolong berusia tua memiliki tantangan yang cukup berat untuk bertahan ditengah kemajuan ilmu pengetahuan. Dengan menguraikan pandangan agama Buddha mengenai berbagai teori pengetahuan modern, serta perbandinganya dengan ajaran agama samawi maka pembaca dapat membandingkan daya tahan agama Buddha dan agama Samawi dalam menghadapi perkembangan dan kemajuan zaman. Dengan demikian meskipun perkembangan zaman serta ilmu pengetahuan terus maju dan bertambah modern maka akan tetap berjalan selaras dengan konsep Agama Buddha.

Referensi:
Buddhasa P . Kirtisinghe, 1995. Pengantar Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan (http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/pengantar-agama-buddha-dan-ilmu-pengetahuan/) . Diakses pada Selasa, 18 November 2014.
Team Girl Mangala Publicaton Team DhammaCitta Press. 2009.  Digha Nikaya. : Team DhammaCitta Press.
DR. Buddhadasa P. Kirthisinghe. 2004. Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan.  Jakarta: Badan Penerbit Buddhis Aryasuryacandra.
Tanpa Nama. 2014. Evolusi (http://id.m.wikipedia.org/wiki/Evolusi). Diakses pada Senin, 17 November 2014.
Tanpa Nama. 2014.  Galaksi (http://id.m.wikipedia.org/wiki/galaksi) Diakses pada Selasa, 18 November 2014.
Tanpa Nama. 2014. 7 Penampakan UFO yang paling menggemparkan dari seluruh dunia (http://onewebid.bogsopt.com/?m=1) Diakses pada Selasa, 18 November 2014.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARAKTERISTIK INOVASI

BAB II KARAKTERISTIK INOVASI 2.1 Pengertian Karakteristik Inovasi Secara etimologis, istilah karakteristik merupakan susunan dua kata yang terdiri dari kata karakteristik dan tafsir. Istilah karakteristik diambil dari Bahasa Inggris yakni  characteristic , yang artinya mengandung sifat khas. Ia mengungkapkan sifat-sifat yang khas dari sesuatu. Secara garis besar karakteristik itu adalah suatu sifat yang khas, yang melekat pada seseorang atau suatu objek. Secara umum, Karakteristik Inovasi Pendidikan dapat diartikan berdasarkan kata Karakteristik dan Inovasi Pendidikan. Karakteristik adalah ciri khas atau bentuk-bentuk watak atau karakter yang dimiliki oleh setiap individu, corak tingkah laku, tanda khusus. Inovasi pendidikan ialah suatu ide, barang, metode yang di rasakan atau di amati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi atau discovery yang di gunakan untuk mencapai tujuan pendidikan untuk memecahkan masalah pendid

ANALISIS PEMBELAJARAN

Pengertian Analisis Pembelajaran Secara etimologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Analisis memiliki arti sebagai tindakan penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Dalam makna lain analisa atau analisis dikatakan sebagai kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah kegiatan atau tindakan guna meneliti struktur kegiatan atau tindakan tersebut secara mendalam. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan sebagai suatu upaya merangkum sejumlah besar data  mentah yang berkaitan dengan pendidikan, untuk kemudian diolah menjadi informasi yang dapat dipelajari dan diterjemahkan dengan cara yang singkat dan penuh arti. Analisis pembelajaran adalah langkah awal yang perlu dilakukan sebelum melakukan pembelajaran. Langkah-langkah sistematis pembelajaran secara keseluruahan terdiri atas ; 1). Analisis kebutuhan pembelajaran, 2) Menentukan tujuan pembelajaran, 3). Memilih dan mengembangkan bahan ajar, 4). Memilih sumber belajar yang relvan, 5). Memili

Sistem Pendidikan di Italia

Italia menganut sistem pendidikan berupa sekolah publik yang cakupannya sangatlah luas dimana sistem pendidikan di negara ini sudah berlangsung sejak 1859, ketika Legge Casati (Casati UU) mengamanatkan pendidikan sebagai tanggung jawab bersama (Penyatuan Italia, terjadi di tahun 1861). Undang-undang yang dibuat Casati merupakan undang-undang yang mewajibkan pendidikan dasar dengan tujuan untuk mengurangi buta huruf yang ada di negeri Italia. Undang-undang ini memberikan kontrol pendidikan dasar ke satu kota, dari pendidikan menengah ke regioni (negara), dan perguruan tinggi yang dikelola oleh Negara. Bahkan dengan Undang-Undang Casati yang telah diberlakukan dengan mewajibkan siswa untuk mendapatkan pendidikan, tetap saja masih ada anak yang tidak dikirim sekolah oleh orangtuanya terutama di daerah pedesaan bagian Selatan Italia. Seiring berjalannya waktu, undang-undang yang mengatur tentang pendidikan terus dikaji hingga akhirnya Italia memiliki suatu sistem yang digunakan oleh s